Puluhan orang duduk lesehan memenuhi selasar Gedung B Fakultas Filsafat UGM pada Senin (30/1) pagi. Melanjutkan tradisi saat memulai semester baru, Fakultas Filsafat UGM kembali mengadakan Studium Generale dengan tema “Filsafat dan Film” yang diisi oleh B.W. Purba Negara sebagai pembicara. B.W merupakaan seorang filmmaker yang berkiprah hingga mancanegara, dan film panjang pertamanya yang berjudul Ziarah masuk nominasi penghargaan penulis skenario asli terbaik pada Piala Citra 2016.
Dekan Fakultas Filsafat Arqom Kuswanjono menjelaskan bahwa Studium Generale ini memiliki tujuan untuk memperkenalkan alumni Fakultas Filsafat yang sukses. Menurut Arqom salah satunya adalah B.W. Purba Negara, “mas B.W. yang kita undang sekarang ini adalah alumni filsafat yang ahli pada bidang perfilman,” ujarnya.
Menurut moderator Studium Generale, Bintang K. Emzita, tujuan diadakannya Studium Generale adalah untuk menghadirkan materi-materi yang lebih kaya daripada materi-materi yang didapatkan di dalam kelas. Bintang menambahkan, pemilihan tema “Filsafat dan Film” didasari kepekaan bahwa film sebagai media audio-visual sudah cukup terserap dalam kebudayaan Indonesia.
Mengenai hubungan filsafat dan film, B.W. berpendapat bahwa filsafat adalah konsep dan film adalah imaji. Film sebagai imaji dapat memuat konsep, dan konsep tersampaikan melalui film dengan cara yang sederhana. B.W. mengatakan masalah yang ada dalam tradisi intelektual adalah sulitnya suatu konsep diterima oleh khayalak umum. “Misalnya persolaan multikulturalisme atau pelanggaran HAM, perlu suatu imaji tertentu agar bisa dipahami orang. Imaji tentang contoh kasus pelanggaran HAM misalnya, ini bisa dihadirkan dalam film,” ujarnya.
B.W. juga bekomentar tentang film-film dengan konsep yang kompleks. Menurutnya suatu konsep yang kompleks, ketika dipaksakaan untuk disajikan dalam bentuk film yang sederhana bisa mengurangi makna konsep. “Namun disatu sisi, untuk film-film seperti ini tentu akan beresiko kehilangan dimensi ke-universalan-nya” jelasnya tentang film-film dengan konsep yang kompleks.
Aldy Prasetyo mahasiswa Universitas Dr. Moestopo Jakarta yang turut menjadi peserta Studium Generale menyayangkan suasana acara yang kurang kondusif, “suasana kuliah umum kali ini kurang kondusif, saya rasa karena diadakan outdoor,” pungkasnya. Studium Generale ditutup dengan pemutaraan film pendek Kamu Di kanan Aku Senang, yang disambut tepuk tangan hadirin. (Ozi/Aldo Muhes)