Senin sore (11/4) sekitar pukul 15.00 WIB, Rektor Universitas Gadjah Mada, Dwikorita Karnawati, mendatangi Kantin Humaniora, atau biasa disebut Bonbin, untuk mendengarkan pemaparan yang dilakukan oleh mahasiswa dan pedagang terkait dengan masalah relokasi. Dwikorita menjelaskan tentang rencana pengembangan infrastruktur yang akan dilakukan di Jalan Sosio-Humaniora. Ia juga memaparkan pandangan pihak rektorat mengenai rencana relokasi Bonbin yang akan dipindahkan ke Pusat Jajanan Lembah (Pujale).
Dari pihak mahasiswa, mempresentasikan hasil data dan analisis terkait rencana relokasi dari berbagai disiplin ilmu. Data yang dipresentasikan mencakup sejarah, kajian teknis bangunan, gizi dan kesehatan makanan, pendapatan pedagang, perspektif hukum, psikologi, dan PWK.
Sebelumnya, sekitar pukul 12.00 WIB, sekelompok mahasiswa dan pedagang yang tergabung dalam Save Bonbin Movement mendatangi Gedung Pusat UGM untuk menemui rektor. Mereka berharap dapat melakukan dialog secara tatap muka dengan rektor perihal kejelasan rencana relokasi. Pada awalnya rektor tidak bersedia menemui mahasiswa, tetapi akhirnya rektor bersedia melakukan hearing dengan mendatangi Bonbin beberapa jam setelahnya.
“Rektor memang punya rencana untuk merelokasi, tapi yang perlu dicatat adalah rektor tidak mengetahui apa, siapa, bagaimana Bonbin dan Pujale,” kata Afid Baroroh, salah satu mahasiswa yang berpartisipasi dalam Save Bonbin Movement. Ia menambahkan, bahwa jika rektor hanya mengerti dari menara gading dan hanya melihat dari segi bangunan maka hasil pengelihatannya akan buruk.
Selain itu, Afid mengatakan ada ketidakjelasan dari rektor ketika menanggapi surat peringatan yang dikirimkan oleh DPPA UGM kepada pedagang Bonbin. Surat peringatan tersebut berisi tentang pengusiran secara paksa dengan tenggang waktu yang ditentukan. (Aldo/Jofie)