Harga BBM Naik, Aliansi Mahasiswa UGM Desak Rektorat Ambil Sikap

0
844
(bpmfpijar.com/Ariani)

Kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang mulai diberlakukan pada 3 September lalu direspon dengan seruan “Aksi Internal” oleh Aliansi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), pada Senin (12/9). Dengan membentangkan spanduk bertuliskan “BBM Naik, Rezim Turun”, puluhan massa aksi berpakaian hitam berkumpul di Bundaran UGM dan menyatakan penolakan mereka terhadap kenaikan harga BBM. Selain itu, massa aksi juga menuntut rektor UGM, Ova Emilia, untuk mengeluarkan pernyataan sikap menolak kenaikan harga BBM.

Joe Brema Tarigan, Tim Kajian Aliansi Mahasiswa UGM, menyatakan bahwa aksi ini adalah upaya awal menuntut rektor UGM merespons masalah kenaikan harga BBM. “Sebagai kampus yang disebut kerakyatan, kami harap UGM memberikan sikap penolakan terhadap kenaikan harga BBM,” ucap Brema ketika diwawancarai oleh BPMF Pijar.

(bpmfpijar.com/Raehan Mahardika)

Selaras dengan Brema, Umar selaku Humas Aliansi Mahasiswa UGM juga menyampaikan bahwa rektor UGM seharusnya mengambil sikap terkait masalah kenaikan harga BBM mengingat tidak sedikit alumni UGM yang memiliki jabatan di pemerintahan. Menurut Umar, hal tersebut dapat menjadi keuntungan tersendiri bagi UGM dalam menyumbangkan suara terkait masalah kenaikan harga BBM.

“Setidaknya rektor UGM dapat memberi rekomendasi kebijakan kepada pemerintah mengenai masalah ini,” lanjut Umar. 

(bpmfpijar.com/Raehan Mahardika)
Harga BBM Melonjak Tinggi, Mahasiswa Kencangkan Ikat Pinggang

Madaneo Wahyu, mahasiswa Fakultas Filsafat UGM, menyampaikan bahwa kenaikan harga BBM ini mengharuskan dirinya untuk memangkas uang makan. Madaneo menerangkan bahwa semula mengisi bensin dengan biaya Rp40,000-Rp50,000 cukup untuk mobilisasi selama satu minggu. Namun kini, dalam satu minggu, dirinya harus mengisi bensin dua kali dan menghabiskan biaya Rp70,000-Rp80,000. 

“Dengan kenaikan harga BBM, aku harus memangkas uang makan untuk bisa beli bensin,” ucap Madaneo ketika diwawancarai oleh BPMF Pijar.

Sementara itu, Rafi Baihaqi, salah seorang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, juga menyampaikan bahwa kenaikan harga BBM ini sangat memengaruhi kehidupannya sebagai seorang mahasiswa rantau. “Biasanya isi bensin Rp20,000 bisa ditambah beli rokok empat batang, tetapi sekarang cuma dapat 2 batang,” keluh Rafi.

Lebih lanjut, Rafi menyampaikan bahwa kenaikan harga BBM merupakan masalah sosial yang sangat berdampak kepada masyarakat secara luas. Sebab, menurutnya, kenaikan harga BBM ini akan berimplikasi kepada kenaikan harga bahan pokok, inflasi, dan lebih jauh lain berdampak terhadap terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, dirinya dengan tegas menolak kenaikan harga BBM. 

Kendati masalah kenaikan harga BBM ini berdampak kepada masyarakat secara luas, aksi yang dilancarkan oleh Aliansi Mahasiswa UGM hanya diselenggarakan dalam lingkup internal UGM saja. Menurut Brema, hasil konsolidasi Aliansi Mahasiswa UGM sepakat untuk melancarkan aksi internal terlebih dahulu. “Aksi ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran dan memobilisasi teman-teman internal UGM dalam merespons isu ini,” jelas Brema. 

Selain untuk meningkatkan kesadaran dari mahasiswa UGM itu sendiri, Feri, salah seorang massa aksi, menyampaikan bahwa UGM mencoba menekankan partisipasinya dalam gerakan-gerakan intelektual. Menurut Feri, aksi-aksi yang dilancarkan sebelumnya terkesan terburu-buru sehingga tidak ada kajian secara mendalam. Itu sebabnya, menurut Feri, Aliansi Mahasiswa UGM memilih tidak bergabung dengan aksi-aksi sebelumnya dan melancarkan aksi internal terlebih dahulu. 

“Kalau mau turun ke jalan, harus ada kajianlah!” tegas Feri.

(bpmfpijar.com/Raehan Mahardika)

Aksi berakhir pada pukul 16.20 WIB dengan pernyataan sikap oleh Aliansi Mahasiswa UGM yang dengan tegas menolak kenaikan harga BBM. 

Reporter : Sukma Kanthi, Ariani Eka, Aliensa Zanzibariyadi, Misbakhul Huda (magang)

Penulis : Mochamad Zidan Darmawan, Sukma Kanthi, Ariani Eka

Penyunting : Michelle Gabriela Momole

Fotografer : Raehan Mahardika, Dian

Illustrator : Ariani Eka

LEAVE A REPLY